Mengenal Quarter Life Crisis

Pernah merasa cemas tentang masa depan kalian? Atau menanyakan hal yang kalian lakuin itu bener atau ngga?

Kalau kalian merasakan itu berarti kalian sedang mengadapi quarter life crisis.

Quarter life crisis adalah masa dimana seseorang merasa cemas dan mempertanyakan dirinya dimasa yang akan datang. Biasanya sih, quarter life crisis itu terjadi kepada seseorang diusia 20-30 tahunan. Tapi ga menutup kemungkinan diusia 18 tahun sudah mengalami hal tersebut.

Memang pada dasarnya, setiap orang pasti memikirkan hal ini, karena memang wajar. Namun orang yang mengalami QLC ini jika terus-menerus merasakan itu tanpa mau menghadapinya bisa berbahaya bagi kesehatan mental mereka. Karena beberapa orang akan merasakan depresi dan kecemasan berlebihan.

Menurut gue, faktor yang sangat mempengaruhi QLC adalah lingkungan dan media sosial.

Di sosial media, orang-orang akan membagikan hal-hal yang menyenangkan, pencapaian kerja keras mereka dan hal baik lainnya dibandingkan dengan membagikan saat mereka sedang susah-susahnya ngejar deadline, nangis karena suatu masalah, lagi rasain capek-capeknya di hari itu.  Karena mereka mungkin merasa engga perlu menunjukkan kelemahan mereka.

Saat mengalami QLC seseorang cenderung membanding-bandingan dirinya dengan orang lain. Merasa hanya dia yang sedang mengalami masalah, padahal kenyataannya semua orang mencoba untuk menyelesaikan masalahnya.

Selain tuntutan diri sendiri, QLC juga muncul karena lingkungan di sekitar. Misalnya, keluarga yang sering membanding-bandingkan kalian dengan orang lain. Atau orang tua yang menuntut untuk masuk jurusan tertentu kalian jadi merasa “salah jurusan” dan lain sebagainya. Hal itu bisa menimbulkan keraguan, khawatir dan sulit mengambil keputusan.

Seperti yang sebelumnya gue bilang, QLC akan berdampak buruk terhadap hidup kita. Kita harus segera bangkit dari keraguan dan menghadapinya. Beberapa cara yang menurut gue mungkin bisa membantu kalian menghadapi fase ini.

1.      Menghadapi QLC

Dengan menghadapi QLC akan lebih mengenal diri kalian, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri kalian, hal-hal yang diinginkan dan bukan dasar tuntutan.

2.      Engga bodo amat sama sekitar

Kalian harus lebih proaktif, memperluas relasi dan wawasan, berdiskusi dengan orang lain dan sebagainya.

3.      Kurangin media sosial

Lebih tepatnya, jauhin hal-hal yang ga bermanfaat di media sosial. Media sosial itu sangat penting juga untuk menambah wawasan kita, kitanya harus bisa memfilter hal-hal yang bisa menimbulkan Quarter Life Crisis ini.

4.      Memiliki rencana

Pencapaian apa saja yang kalian rencanakan, bagaimana cara kalian meraihnya, membuat perencanaan finansial dll. Hal ini agar kalian paham apa yang akan kalian lakukan untuk kedepannya.

5.      Jangan diem aja

Setelah semua yang dipikirkan dan direncanakan, selanjutnya adalah beraksi. Lakuin hal kebiasaan-kebiasaan untuk goal kalian.

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROCRASTINATION : Nunda terus, kapan selesainya?

Empathy Gap : Mengapa orang gagal memahami perspektif yang berbeda

Toxic Positivity : Kalimat yang Memaksa Diri untuk Pura-pura Bahagia