Empathy Gap : Mengapa orang gagal memahami perspektif yang berbeda
Pernah merasa teman cerita kalian engga bisa ngertiin perasaan kalian? Atau bahkan misalnya nih, teman kamu curhat, alih-alih nanyain apa yang dia rasain dan berempati sama apa yang dia alami, kamu malah cenderung menyepelekan perasaan temanmu. Kamu justru sibuk mengomentari apa yang seharusnya dia lakuin. " Kalo gue jadi lo ya gue gak mungkin ngelakuin hal itu" kamu bisa bilang gitu, karena kamu lagi ada dalam kondisi stabil dan mampu menguasai diri, tapi belum tentu saat kamu diposisi itu kamu bakal lakuin apa yang kamu bilang tadi.
Perbedaan perasaan atau frekuensi membuat teman dekatmu sulit untuk memahami apa yang kalian rasakan. Karena apa yang kalian rasakan belum tentu dirasakan pula oleh teman dekatmu. Hingga menyebabkan kita berpikiran mereka tidak mengerti kita, mungkin juga dalam mengambil keputusan untuk suatu keadaan kita juga saling bertolak belakang atau sulit menerima dari teman dekat.
Hal ini dikarenakan emosi dari kedua belah di dalam kondisi yang berbeda disadari atau tidak disadari, keadaan seperti ini biasa disebut dengan Hot-Cold Empathy Gap.
A hot-cold empathy gap is a cognitive bias in which people underestimate the influences of visceral drives on their own attitudes, preferences, and behaviors.
Keadaan hot-cold
empathy gap ini dibedakan menjadi dua state yaitu hot state dan cold
state. Hot state adalah keadaan dimana seseorang merasa emosi yang
tidak stabil dan lebih kearah berpikir secara irasional. Seperti marah, sedih, takut,
lapar dll.
Keadaan Cold state
kebalikannya, keadaan dimana seseorang dalam keadaan stabil dan lebih rasional
dalam berpikir (tenang, rasional,menguasai perasaan, dll). Dalam keadaan ini
seseorang akan lebih sulit menerima keadaan irasional dan rasa peka atau
simpati lebih berkurang terhadap keadaan hot state.
Nah, hal ini itu terjadi
karena kita berada di kondisi mental kita saat itu. Keadaan emosi yang
dirasakan dijadikan sebagai titik acuan perilaku kita, sehingga meremehkan
perasaan orang lain. Meskipun kita ingin mengambil keputusan yang rasional, kita
pasti mengalami kesulitan untuk tidak berpengaruh oleh emosi.
Dengan keadaan emosi
yang berbeda membuat kita tidak dalam frekuensi yang sama. Maka pada saat
inilah kita merasa bahwa orang lain tidak bisa memahami perasaan kita.
Beberapa hal yang
bisa kita lakukan untuk mengurangi hot-cold empathy gap yaitu memvisualisasikan
berbagai kondisi mental dan perspektif, memikirkan bagaimana orang lain akan
bertindak dalam situasi yang sama, mempertimbangkan keputusan, serta
mempertimbangkan tindakan sebelumnya dimasa lalu.
Komentar
Posting Komentar