Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Mengenal Quarter Life Crisis

Pernah merasa cemas tentang masa depan kalian? Atau menanyakan hal yang kalian lakuin itu bener atau ngga? Kalau kalian merasakan itu berarti kalian sedang mengadapi quarter life crisis. Quarter life crisis adalah masa dimana seseorang merasa cemas dan mempertanyakan dirinya dimasa yang akan datang. Biasanya sih, quarter life crisis itu terjadi kepada seseorang diusia 20-30 tahunan. Tapi ga menutup kemungkinan diusia 18 tahun sudah mengalami hal tersebut. Memang pada dasarnya, setiap orang pasti memikirkan hal ini, karena memang wajar. Namun orang yang mengalami QLC ini jika terus-menerus merasakan itu tanpa mau menghadapinya bisa berbahaya bagi kesehatan mental mereka. Karena beberapa orang akan merasakan depresi dan kecemasan berlebihan. Menurut gue, faktor yang sangat mempengaruhi QLC adalah lingkungan dan media sosial. Di sosial media, orang-orang akan membagikan hal-hal yang menyenangkan, pencapaian kerja keras mereka dan hal baik lainnya dibandingkan dengan membagikan saat mereka...

POV : setiap orang memakai kacamata yang berbeda

Gambar
"bukannya aku gila, hanya saja isi kepalaku berbeda dengan isi kepalamu"          Pernah ga si kalian ribut sama teman kalian cuma gara-gara beda pandangan? Misal dalam suatu masalah menurut kamu itu "a", tapi menurut teman kamu itu "b". Sering banget orang-orang berselisih paham cuma karena mereka beda pendapat, apalagi di zaman yang semakin modern seperti sekarang. Bahkan kamu salah satu kata aja bisa bikin orang lain salah paham.           Sudut pandang. Sejak dilahirkan, manusia punya keunikannya masing-masing, ga ada yang sama. Setiap isi kepela manusia dibuat berbeda sama Tuhan. Walaupun kalian punya teman sefrekuensi, ga semua isi kepala kalian sama teman kalian sama. Banyak hal yang bisa mempengaruhi sudut pandang manusia.                   Faktor yang paling mempengaruhi adalah lingkungan. Lingkungan sangat mempengaruhi sudut pandang seseorang. Kalau lingkungannya kotor...

Toxic Positivity : Kalimat yang Memaksa Diri untuk Pura-pura Bahagia

Gambar
  Pernah nggak kalian cerita tentang masalah kalian ke teman atau siapapun itu dan jawaban mereka “kamu harus tetap positif, diluar sana masih banyak yang nggak seberuntung kamu!” . Atau mungkin orang lain cerita ke kamu dan kamu memberikan jawaban seperti itu. “Harus tetap positif dong!” Kalimat tersebut mungkin sudah ngga asing di telinga kita ketika sedang berbagi cerita ke orang lain. Alih-alih mendapat dukungan, tak jarang balasan yang di dapatkan justru malah memaksa kita untuk menyembunyikan emosi negative tersebut. Nah, hal itu yang biasanya disebut sebagai Toxic positivity .   Apa Itu Toxic Positivity? Toxic Positivity adalah ketika seseorang menggunakan pemikiran positif secara berlebihan untuk menyikapi setiap keadaan. Seakan-akan itulah satu-satunya cara menjalani hidup. Toxic positivity datang ketika kita yang tadinya berpikiran positif saat sedang dalam suatu masalah, tapi mengabaikan emosi kita yang justru menjadi racun karena terlalu sering memendam...

Komunikasi : menyelesaikan masalah dengan saling mengerti

Gambar
         K ali ini kita bahas tentang diskusi, komunikasi, pembicaraan, atau apapun istilahnya. Inti dari komunikasi itu bicara dan mendengar. Kalo kedua hal ini bisa terjalin, bakal banyak hal-hal yang bahkan ga kalian sangka. Entah itu hasil untuk kalian, untuk orang lain, ataupun untuk kedua pihak.           Banyak banget kasus (dari pengalaman orang-orang yang cerita ke gw terutama) orang-orang yang masih enggan membuka diskusi. Entah karena takut hasilnya, pembicaraannya ga nyampe, atau hal lain yang mungkin terjadi. Kebanyakan dari mereka sebenernya "ingin" masalah relasi mereka terselesaikan, tapi mereka masih ragu buat buka ruang diskusi.           Sebenernya, kunci awal dari membuka diskusi itu adalah ego. Kita mau masalah selesai tapi kalo gamau nyingkirin ego ya ga akan selesai. Bahkan, ada diantara mereka yang "ya udah lah" tapi masih ada "unek-unek" yang disimpan. Kan ga enak juga buat diri...